SELAMAT TEKA NANG BLOGE MAS AAN
Apa yang akan anda baca hanyalah pengetahuan yang sudah ada sebelumnya, dan mudah-mudahan anda belum pernah membacanya.. Semoga dengan berkunjung kesini anda bisa tambah ilmu dan pengetahuan yang berkesan.. amiin

Jumat, 17 Juni 2011

Orang yang Dibius Sebenarnya Tidak Tidur Tapi Mirip Koma

New York, Pasien yang dibius total biasanya terlihat seperti orang yang tidur nyenyak. Tapi peneliti Amerika menuturkan bahwa kondisi tersebut lebih mirip dengan koma dibanding tidur nyenyak.

“Anestesi umum adalah koma farmakologis dan bukan tidur,” ujar Dr Nicholas Schiff dari Weill Cornell Medical College di New York, seperti dikutip dari Foxnews, Jumat (31/12/2010).

Peneliti menuturkan obat anestesi umum lebih mirip dengan obat yang digunakan untuk menginduksi koma. Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine ini berdasarkan studi selama 3 tahun untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari kondisi tidur, anestesi dan koma.

Dokter dan pasien menggambarkan anestesi umum seperti layaknya orang yang tidur, padahal yang terjadi adalah ada perbedaan signifikan antara kondisi orang yang tidur dan fase anestesi umum.

Saat tidur biasanya melibatkan beberapa tahapan yang harus dilalui hingga akhirnya seseorang tertidur dengan nyenyak. Sedangkan pada anestesi umum pasien biasanya dibawa hingga ke fase tertentu dan dibiarkan dalam posisi itu selama operasi. Fase ini sangat menyerupai ketika seseorang sedang koma.

“Saat diberikan anestesi umum, otak menjadi sangat sangat tenang dan kegiatan neuron atau saraf dikurangi secara dramatis. Kondisi ini terjadi pada orang yang koma,” ujar Dr Shiff.

Para ahli anestesi umumnya tahu cara yang aman untuk menjaga pasien tetap berada dalam fase tertentu, tapi kebanyakan tidak akrab dengan mekanisme saraf yang terjadi pada orang koma untuk membantunya mempertahankan hidup.

Pemulihan atau menyadarkan orang yang diberi anestesi umum jauh lebih cepat dari koma. Untuk itu para ahli bisa mempelajari bagaimana cara orang bangun dari anestesi sebagai model untuk memprediksi tahapan dari koma. Diharapkan ada strategi-strategi baru yang bisa dilakukan untuk membantu dokter menyadarkan pasien yang koma.

Sumber: detikhealth

Obat-obatan Alami yang Disyari’atkan

Berikut ini obat-obatan alami yang ditunjukkan oleh al Qur’an dan as Sunnah seperti madu, habbatus sauda (jintan hitam), air zam-zam dan minyak zaitun yang insya Allah dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan izin Allah Ta’ala:

Pertama, madu.

Allah Ta’ala berfirman, “Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan” (QS. An Nahl : 69)

Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda, “Kesembuhan itu ada pada tiga hal, yaitu dalam pisau pembekam, meminumkan madu, pengobatan dengan besi panas (kayy). Dan aku melarang ummatku melakukan pengobatan dengan besi panas” (HR. al Bukhari no. 5681)

Dalam sebuah riwayat lain disebutkan,

“Alaykum bisy syifaa-ayna al ‘asali wal qur-aani” yang artinya “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, madu dan al Qur’an” (HR. Ibnu Majah dan al Hakim dalam Shahih-nya, beliau berkata, “Hadits ini shahih sesuai dengan sistem periwayatan al Bukhari dan Muslim”, dan disetujui oleh adz Dzahabi. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallaHu ‘anHu secara marfu’)

Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah mengatakan, “Madu memiliki banyak khasiat. Madu dapat membersihkan kotoran yang terdapat pada usus, pembuluh darah, dapat menetralisir kelembaban tubuh, baik dengan cara dikonsumsi atau dioleskan, sangat bermanfaat untuk lanjut usia dan mereka memiliki keluhan pada dahak atau yang metabolismenya cenderung lembab dan dingin” (Metode Pengobatan Nabi ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam, hal. 42-43)



Kedua, habbatus sauda (jinten hitam).


Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di dalam habbatus sauda’ (jinten hitam) terdapat penyembuh bagi segala macam penyakit kecuali kematian” (HR. al Bukhari no. 5688 dan Muslim no. 2215, ini lafazhnya Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallaHu ‘anHu)

Jinten hitam atau al Habbah as Sauda ini dikenal juga sebagai Syuwainiz dalam bahasa Persia, disebut juga Kammun hitam atau Kammun India, disebut juga dengan biji al Barakah. Dari biji ini bisa dibuat minyak yang berkhasiat mengobati batuk, membantu pencernaan, menghilangkan masuk angin dan sejenisnya. Namun saat ini, biasanya jinten hitam ini dikonsumsi dalam bentuk pil.

Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah berkata, “Jinten hitam memiliki banyak sekali khasiat. Arti sabda Nabi, ‘obat dari segala jenis penyakit’, seperti firman Allah, ‘Menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabb-nya’, yakni segala sesuatu yang bisa hancur. Banyak lagi ungkapan-ungkapan sejenis. Jinten hitam memang berkkhasiat mengobati segala jenis penyakit dingin, bisa juga membantu kesembuhan berbagai penyakit panas karena faktor temporal” (Metode Pengobatan Nabi ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam, hal. 365)



Ketiga, air zam-zam


Dari Abu Dzar radhiyallaHu ‘anHu, Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda, “Air zam-zam itu penuh berkah. Ia makanan yang mengeyangkan (dan obat bagi penyakit)” (HR. Muslim IV/1922, yang terdapat di dalam kurung adalah menurut riwayat al Bazzar, al Baihaqi dan ath Thabari dan sanadnya shahih, lihat Majma’uz Zawaa-id III/286)

Imam Ibnu Qayyim rahimahullah menceritakan pengalamannya berkaitan dengan cara menyembuhkan penyakitnya dengan air zam-zam yang dikombinasikan dengan metode ruqyah dari al Qur’an ini,

“Pada suatu ketika aku pernah jatuh sakit, tetapi aku tidak menemukan seorang dokter atau obat penyembuh. Lalu aku berusaha mengobati dan menyembuhkan diriku dengan surat al Fatihah, maka aku melihat pengaruh yang sangat menakjubkan. Aku ambil segelas air zamzam dan membacakan padanya surat al Faatihah berkali-kali, lalu aku meminumnya hingga aku mendapatkan kesembuhan. Selanjutnya aku bersandar dengan cara tersebut dalam mengobati berbagai penyakit dan aku merasakan manfaat yang sangat besar. Kemudian aku beritahu kepada orang banyak yang mengeluhkan suatu penyakit dan banyak dari mereka yang sembuh dengan cepat” (Zaadul Ma’aad IV/178 dan al Jawaabul Kaafi hal. 23)



Keempat, minyak zaitun.


Allah Ta’ala berfirman,

“ … yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah Timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah Barat” (QS. An Nur : 35)

Dari Abu Hurairah radhiyallaHu ‘anHu, Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam bersabda, “Makanlah oleh kalian minyak (zaitun) dan poleskan dengannya, karena sesungguhnya minyak (zaitun) itu dari pohon yang diberkahi” (HR. Ahmad III/497, at Tirmidzi no. 1851 dan Ibnu Majah no. 3319, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahiih at Tirmidzi II/166)

Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah mengatakan, “Minyak yang dihasilkan dari buah zaitun yang sudah masak adalah yang terbaik dan paling stabil.” (Metode Pengobatan Nabi ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam, hal. 387)

Beliau (Ibnu Qayyim al Jauziyah) juga menjelaskan (pada halaman yang sama) bahwa minyak zaitun berkhasiat mengatasi racun, melapangkan perut, dan memperkuat gusi. Daunnya berkhasiat menghadapi demam, kesemutan, koreng, mencegah keringat berlebih dan banyak lagi khasiat lainnya.

***

Sumber Bacaan:

Doa dan Wirid, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka Imam Syafi’i, Cetakan Keenam, DzulHijjah 1426 H/Januari 2006 M.

Metode Pengobatan Nabi ShallallaHu ‘alaiHi wa Sallam, Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah, Griya Ilmu, Jakarta, Cetakan Kedelapan, Muharram 1428 H/Januari 2007 M.

Ruqyah Mengobati Guna-guna dan Sihir, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka Imam Syafi’i, Jakarta, Cetakan Kedua, Muharram 1426 H/Maret 2005 M.

Dari Sahabat, mudah-mudahan bermanfaat.

Catatan :

Semua jenis obat alami di atas, saat ini cukup mudah didapatkan di Indonesia (terutama di Jakarta) dan dijual di sebagian besar Toko-toko Buku Islam.

detector

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template